Mengusung Siwak Antik sebagai brand produk yang Ia pasarkan, suami istri yang beralamatkan di Jagir Sidomukti V/ No. 14 Surabaya ini menuturkan bahwa siwak sendiri merupakan minuman kesehatan tradisional berbahan baku daun sinom dan temulawak. “Dulunya Siwak Antik resepnya dari nenek dan diproduksi untuk kalangan sendiri, tapi ternyata saya coba pasarkan ke keluarga dan teman-teman responnya cukup bagus, sehingga saya teruskan untuk produksi secara rutin untuk dijual,” terang Anto.
Ditemui tim bisnisUKM pada Jumat (8/2) silam, Anto mengaku bahwa kata Siwak yang Ia gunakan saat ini berasal dari singkatan sinom dan temulawak. Sedangkan brand Antik diperoleh dari singkatan nama panggilan suami istri tersebut yaitu Anto dan Atik. Memanfaatkan bahan baku dari pasar tradisional di sekitarnya, siwak diproduksi dengan memadukan beberapa rempah tradisional, seperti misalnya daun sinom, asam jawa, temulawak, kunyit, pekak, kapulaga, serta bahan tambahan lain yang mendukung.
Perjalanan Bisnis Siwak Antik
Semakin bertambahnya minat para konsumen, semakin meningkat pula kapasitas produksi Siwak Antik. “Dalam sepekan bisa 3 kali produksi, dan setiap kali produksi bisa mencapai 20 botol kecil ukuran 600 mL, atau 8 botol besar ukuran 1,5 liter,” ujar bapak satu putra ini. Masa kadaluarsa dari produk ini sekitar tiga hari di suhu normal atau sekitar satu minggu apabila disimpan di dalam kulkas.Selain memberikan kesegaran bagi para penikmatnya, ternyata minuman ini juga memiliki khasiat yang sangat bagus bagi kesehatan konsumen. Diantaranya untuk mendinginkan perut, mengatasi nyeri haid, mengatasi sakit panas, dan menjaga stamina badan supaya tidak cepat lelah. Dalam memasarkannya, Anto membandrol harga Rp 5.000,00 untuk siwak ukuran botol 600 ml, sedangkan untuk botol 1500 ml dihargai sekitar Rp 12.000,00. Untuk memperluas pangsa pasar, mereka juga membuat ukuran kecil seharga Rp 1.500,00 untuk menyasar kalangan anak-anak sekolah.
Dengan visi untuk menyehatkan warga Indonesia, mereka berusaha keras untuk membawa minuman tradisional yang terbuat dari daun sinom dan temulawak ini menjadi trend baru di kalangan masyarakat luas. Meskipun banyak kendala yang mereka hadapi, namun mereka tetap konsistensi untuk memproduksi minuman sehat tersebut dan tidak memakai bahan pengawet, pemanis buatan, serta pewarna, untuk menjaga daya saing produknya di pasaran. “Beberapa hambatan produksi yang sering kami alami yaitu keterbatasan daun sinom dan masalah tenaga kerja, soalnya permintaan pasar lumayan banyak hanya saja kami belum sanggup memenuhi semua permintaan konsumen,” terangnya kepada tim bisnisUKM.
Selama ini untuk pemasaran produk, Anto masih merangkul orang-orang di sekitarnya. Seperti memasarkannya di sekitar Jagir, lingkungan sekolah, dan lingkungan tempat kerja yang Ia geluti saat ini. Sedangkan untuk jangkauan pasar yang lebih jauh, Ia memasarkannya ke beberapa saudara yang tinggal di luar kota. Menutup pertemuan kami siang itu, Anto memberikan tips singkat bagi teman-teman yang ingin merintis usaha. “Saran saya bagi para pemula jangan pernah takut gagal, dan upayakan untuk memulai usaha dari apa yang kita bisa,” tutur Anto yang siang itu didampingi istri dan putra tercintanya yang bernama Rafa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar